Contoh: 17 Agustus ’05 (’05 = 2005)
Malam ‘lah larut (‘lah = telah)
‘kan kukenang selalu (‘akan = akan)
Contoh: 17 Agustus ’05 (’05 = 2005)
Malam ‘lah larut (‘lah = telah)
‘kan kukenang selalu (‘akan = akan)
Contoh: No. : 041/B.04/SK.01/2005
Jalan Jawa II/15
Tahun Akademik 2005/2006
2) Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap
Contoh: Harga buah ini Rp 5.000,00/lembar>’Harga buah ini Rp 5.000,00 tiap I lembar’
Dikirimkan lewat darat/laut > ‘Dikirimkan lewat darat atau laut’
1) Tanda petik tunngal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Contoh: Tanya Budi, “Kau dengar bunyi ‘door, door’ tadi, Ton?”
Waktu kubuka pintu, kudengar teriak anakku, ‘Ibu, Bapak pulang’, dan rasa letihku lenyap seketika,” ujar Pak Bonar.
2) Tanda petik tunggal mengapit makna terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
Contoh: feed back ‘baliakan’
follow up ‘tindak lanjut’
Contoh: Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa Negara ialah bahasa Indonesia.”
“Aku belum selesai.” Kata Susan, “tunggu sebentar, ya!”
2) Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh: Bacalah “Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
Sajak “Karawang Bekasi” terdapat pada halaman 12 buku ini.
3) Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Contoh: Ia mengenakan celana “cutbrai”
Mohammad Ali memukul lawan-lawannya dengan teknik “hit and run”.
4) Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Contoh: Kata Ibu, “Saya akan pulang besok pagi”
“Dul, kamu makan apa?” kata Amir.
5) Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dalam arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Contoh: Kucingku kupanggil “Si Hitam” karena warna bulunya hitam.
Mengapa guru disebut sebagai “pahlawan tanpa tanda jasa?”
Contoh: Ia men[d]engar suara gemericik air itu.
Menengar > mendengar
2) Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas ayng sudah bertanda kurung.
Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 52~54] tidak dibicarakan) perlu dibentangkan di sini.
1) Tanda kurung mengapit tambahan atau penjelasan.
Contoh: Seorang guru harus dapat membuat TIK (Tujuan Instruksional Khusus) yang diturunkan dari TIU (Tujuan Instruksional Umum).
2) Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Contoh: Keterangan itu (lihat tabel nomor 10) menunjukkan perkembangan penduduk desa.
3) Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya dalam teks dapat dihilangkan.
Contoh: Juara lari itu berasal dari (kota) Surabaya.
Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a).
4) Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Contoh: Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.
Contoh: Alangkah serunya pertandingan tadi!
Keluar kamu sekarang juga!
Merdeka!