Rabu, 10 Juni 2009

tanda pangkatatau apostrof ( ' )


     Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.

Contoh: 17 Agustus            ’05            (’05 = 2005)

            Malam ‘lah larut            (‘lah = telah)

            ‘kan kukenang selalu            (‘akan = akan)

tanda baca (tanda garis miring ( / )


1) Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwin.

       Contoh: No.       : 041/B.04/SK.01/2005

                     Jalan Jawa II/15

                     Tahun Akademik 2005/2006


2) Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap

     Contoh: Harga buah ini Rp 5.000,00/lembar>’Harga buah ini Rp 5.000,00 tiap I lembar’

                     Dikirimkan lewat darat/laut > ‘Dikirimkan lewat darat atau laut’


tanda baca (tanda petik tunggal ('...')


1) Tanda petik tunngal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.

     Contoh: Tanya Budi, “Kau dengar bunyi ‘door, door’ tadi, Ton?”

                    Waktu kubuka pintu, kudengar teriak anakku, ‘Ibu, Bapak pulang’, dan rasa letihku lenyap seketika,” ujar Pak Bonar.


2) Tanda petik tunggal mengapit makna terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.

     Contoh: feed back ‘baliakan’

                    follow up ‘tindak lanjut’

tanda baca (tanda petik ("...")


1) Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.

                   Contoh: Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa Negara ialah bahasa Indonesia.”

                     “Aku belum selesai.” Kata Susan, “tunggu sebentar, ya!”


2) Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.

                   Contoh: Bacalah “Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.

                     Sajak “Karawang Bekasi” terdapat pada halaman 12 buku ini.


3) Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.

       Contoh: Ia mengenakan celana “cutbrai”

                      Mohammad Ali memukul lawan-lawannya dengan teknik “hit and run”.


4) Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.

       Contoh: Kata Ibu, “Saya akan pulang besok pagi”

                     “Dul, kamu makan apa?” kata Amir.


5)    Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dalam arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.

Contoh: Kucingku kupanggil “Si Hitam” karena warna bulunya hitam.

                Mengapa guru disebut sebagai “pahlawan tanpa tanda jasa?”

tanda baca (tanda kurung siku [...])


1) Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.

       Contoh: Ia men[d]engar suara gemericik air itu.

                     Menengar       >       mendengar


2) Tanda kurung siku mengapit  keterangan dalam kalimat penjelas ayng sudah bertanda kurung.

                   Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 52~54] tidak dibicarakan) perlu dibentangkan di sini.

Senin, 01 Juni 2009

tanda baca (tanda kurung (...))


1) Tanda kurung mengapit tambahan atau penjelasan.

                   Contoh: Seorang guru harus dapat membuat TIK (Tujuan Instruksional Khusus) yang diturunkan dari TIU (Tujuan Instruksional Umum).


2) Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.

                   Contoh: Keterangan itu (lihat tabel nomor 10) menunjukkan perkembangan penduduk desa.


3) Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya dalam teks dapat dihilangkan.

                   Contoh: Juara lari itu berasal dari (kota) Surabaya.

Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a).


4)    Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.

Contoh:   Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.

Kamis, 28 Mei 2009

tanda baca (tanda seru (!))


Tanda seru dipakai dalam pernyataan yang berupa seruan perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat.

            Contoh: Alangkah serunya pertandingan tadi!

            Keluar kamu sekarang juga!

            Merdeka!

Minggu, 24 Mei 2009

Tanda Baca (tanda pisah (–))

Tanda pisah dapat pula dituliskan dengan dua buah tanda hubung tanpa spasi (--), atau jika dalam tulisan tangan, sedikit lebih panjang daripada tanda hubung.


1)    Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.

Contoh:  Kemerdekaan bangsa kita—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan bangsa kita sendiri.


2)    Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.

Contoh: Rangkaian temuan ini—evolusi, teori kenisbian , dan pembelahan.

atom—telah mengubah konsesi kita tentang alam semesta.


3)    Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti ‘sampai ke’ atau ‘sampai dengan’.

Contoh: 1945—2007

tanggal 14—18 Agustus 2007 

Jumat, 24 April 2009

tanda baca (tanda hubung (-))


1) Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.

     Contoh: Dia belajar bermain sepak bo-

          la di sekolah.

     Perhatian: Jangan memenggal seperti contoh di bawah ini.


     Contoh: a. Bapak sangat menyuka-

              i makanan khas Jawa Timur.

           b. Adik tidak suka minum o-

               bat jika sakit.


2) Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.


     Contoh: a. Sekarang ada cara baru untuk meng-

              ukur panas badan.

           b. Jendral Sulaiman Akbar menjadi Menteri pertahanan sekarang.


3) Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.


                   Contoh: anak-anak, buku-buku, satu-persatu, menghalang-halangi, kemerah-merahan.


4) Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.


Contoh: merdeka      >    m-e-r-d-e-k-a

           15 Agustus 2005   >    15-8-2005


5) Tanda hubung boleh dipakai untuk merangkai (1) se-dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (2) ke-dengan angka, (3) angka dengan  -an, (4) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata.


     Contoh: se-Indonesia, ke-9, 500-an, di-PHK-kan.


6) Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas (1) hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan dan (2) penghilangan bagian kelompok kata.


     Contoh: ber-revolusi, dua puluh lima-ribuan


7) Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsure bahasa Indonesia dengan unsure bahasa asing.


     Contoh: di-smash, me-review

Senin, 20 April 2009

tanda baca (tanda titik dua)


1) Tanda titik dua dapat dipakai di akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian.


     Contoh: Kita perlu membeli perabot rumah tangga: kursi, meja, dan almari

           Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang: hidup atau mati.


2) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.


     Contoh: Ketua : Sarwono

      Sekretaris   : Indra

     Bendahara   : Lestari


3) Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.


     Contoh: Ibu   : (meletakkan beberapa kopor) “Bawa kopor ini, Mir!”

           Amir   : “Baik, Bu.” (mengangkat kopor dan masuk)


4) Tanda titik dua dipakai (1) di antara jilid atau nomor dan halaman, (2) di antara bab dan ayat dalam kitab suci, (3) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (4) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.


     Contoh: Tempo, I (1971), 34: 7

           Surat Yasin:9

           Yohanes 8 : 28

           Lari Pagi: Olah Raga Murah Meriah

           Badudu, Yus. 1988. Pelik-Pelik Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Prima.


5) Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau perian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.


    Contoh: Kita memerlukan meja, kursi, dan almari.

                   Fakultas Ekonomi mempunyai Jurusan Ekonomi Umum dan Ekonomi perusahaan.

Minggu, 19 April 2009

tanda baca (tanda titik koma )


1) Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.


Contoh: Malam semakin larut; pekerjaan belum selesai juga.

Aku tidak berkutik, kedokku telah terbongkar.


2) Tanda titik dua dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.


Contoh: Ibu memasak di dapur; ayah membaca surat kabar di beranda rumah; adik bermain laying-layang di pekarangan belakang.


Jumat, 17 April 2009

tanda baca (tanda koma )


1) Tanda Koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu rincian atau pembilang.

Contoh: Saya beli buku, pensil, dan penghapus

Satu, dua, ... tiga!


2) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dengan yang berikutnya yang didahului oleh kata tetapi atau melainkan.


Contoh: Ia ingin naik kelas, tetapi malas belajar.

Yang saya pilih bukan Sinta ini, melainkan Sinta anak Pak Darmawan.


3) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mmendahului induk kalimat.


Contoh: Kalau hujan, saya tidak datang.

Karena malas belajar, ia tidak lulus ujian.


4) Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya jadi, oleh karena itu, lagipula, meskipun begitu, akan tetapi.


Contoh: ... Oleh karena itu, kita harus segera pulang..


Jadi, perkara ini harus segera kita selesaikan

5) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.


Contoh: Ingat-ingat ya, nanti jangan-jangan lupa.

O, begitu?


6) Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.


Contoh: “Saya sangat gembira,” kata Ibu, karena engkau lulus ujian.”

Kata Paman, “Engkau minta dibelikan apa?”


7) Tanda koma dipakai di antara (1) nama dan alamat, (2)bagian-bagian alamat, (3) tempat dan tanggal, (4) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.


Contoh: Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Jalan Unesa¾Citra Raya, Surabaya.

Surabaya, 15 Agustus 2005


8) Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.


Contoh: Alisyahbana, Sutan Takdir. 1940. Layar Terkembang. Jakarta: Balai Pustaka.

Sitompul, Luhut. 2005. Hukum dan Hukuman. Jakarta: Buana Paksa Pers.


9) Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.


Contoh: C. Suryatmaja, Bahasa Indonesia Baku (Jakarta: Jambatan, (1999), hlm. 5


10) Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakan dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.


Contoh: Simon Karamoi, S.E.

Tripot Konjobando, M.Sc.


11) Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupish dan sen yang dinyatakan dengan angka.


Contoh: 10,5 m

Rp 120,25


12) Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.

Contoh: Brodin, tetangga sebelah rumahku, kemarin digigit anjing gila.

Wali kelas saya, Pak Bancak, sangat dihormati teman-teman.


13) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.


Contoh: Dia tahu jika saya tidak datang hari ini.

Saya tidak datang kalau hari hujan.


14) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang diinginkannya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya.


Contoh: “Di mana adikmu tinggal?” tanya Hasan.

“Lari cepat-cepat!” perintahnya. 

Rabu, 15 April 2009

Tanda Baca (Tanda Titik)

Tanda baca ialah tanda-tanda yang dipakai di dalam sistem suatu ejaan. Tanda baca yang dipakai dalam bahasa Indonesia berjumlah 15, yaitu tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik koma (;), tanda titik dua (:), tanda hubung (-), tanda piasah (¾), tanda elipsi (...), tanda tanya (?), tanda seru (!), tanda kurung ((...)), tanda kurung siku ([...]), tanda petik (“...”), tanda petik tunggal (‘...’), tanda garis miring (/), dan tanda penyingkat atau aporsof (‘...).

A. Tanda Titik (.)

1.    Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.

Misalnya:

Saya suka makan nasi.

Marilah kita mengehingkan cipta.

Ayah membeli mobil


2.    Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.

Misalnya :

Irwan S. Gatot George W. Bush

Widodo A.S. W.R. Supratman.


3.    Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.

Misalnya :

Dr. > doktor S.E. > Sarjana Ekonomi Ny. > Nyonya

Sdr. > Saudara Kep. > Kepala


4.    Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.

Misalnya:

Dll. > dan lain-lain    Tgl. > tanggal     a.n. > atas nama

u.b. > untuk beliau    hml. > halaman


5.    Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, iktisar, atau daftar.

Misalnya :

b. 1. Patokan Umum

               1.1  Isi Karangan

                  1.2  Ilustrasi

(tanda titik tidak dipakai dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf tersebut merupakan yang terakhir dalam suatu deretan angka atau huruf).


6.    Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.

Misalnya:

Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)


7.    Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.

Misalnya:

Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara, Weltevreden: Balai Poestaka.


8a. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.

      Misalnya:

Desa itu berpenduduk 24.200 orang.

Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.231 jiwa.


8b. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan      seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah.

Misalnya:

Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.

Nomor Giro 033983 telah saya kasih kepada Michael.


8.    Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang tediri dari huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya, yang terdapat di dalam nama badan pemerintah, lembaga-lembaga nasional di dalam akronomi yang sudah diterima oleh masyarakat.

Misalnya:

UUD (UNdang-Undang Dasar)

WHO (World Health Organization)


9.    Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel. Dan sebagainya.

Misalnya:

52 cm Rp 350,00 l (liter)


10. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.

Misalnya:

Latar Belakang Pembentukan

Sistem Acara


11. Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat atau (2) nama dan alamat penerima surat.

Misalnya :

Jalan Diponegoro 82 Yth. Sdr. Moh. Hasan

Jakarta Jalan Arif 43

1 April 1991 Palembang