1) Tanda titik dua dapat dipakai di akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian.
Contoh: Kita perlu membeli perabot rumah tangga: kursi, meja, dan almari
Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang: hidup atau mati.
2) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh: Ketua : Sarwono
Sekretaris : Indra
Bendahara : Lestari
3) Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh: Ibu : (meletakkan beberapa kopor) “Bawa kopor ini, Mir!”
Amir : “Baik, Bu.” (mengangkat kopor dan masuk)
4) Tanda titik dua dipakai (1) di antara jilid atau nomor dan halaman, (2) di antara bab dan ayat dalam kitab suci, (3) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (4) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Contoh: Tempo, I (1971), 34: 7
Surat Yasin:9
Yohanes 8 : 28
Lari Pagi: Olah Raga Murah Meriah
Badudu, Yus. 1988. Pelik-Pelik Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Prima.
5) Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau perian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh: Kita memerlukan meja, kursi, dan almari.
Fakultas Ekonomi mempunyai Jurusan Ekonomi Umum dan Ekonomi perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar